Sementara itu, sahabat Nabi SAW yakni Umar bin Khattab RA. menganjurkan kepada setiap muslim agar senantiasa menghisab dirinya sebelum datang yaumil hisab (hari penghisaban). Beliau berkata:
“Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum diri kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”
Setidaknya ada dua hal yang perlu dihitung-hitung saat kita muhasabah. Yang pertama adalah terkait dengan ibadah kita kepada Allah SWT. Kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita di dunia ini tiada lain dan tiada bukan kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah semata.
Sejauh mana ketaatan kita kepada Allah SWT dalam keseharian kita. Dari mulai kita bangun tidur hingga tidur lagi adalah kesempatan yang Allah SWT berikan kepada kita untuk melakukan berbagai ibadah. Sejalan dengan itu juga, kita harus menghisab diri kita terkait dengan seberapa banyak maksiat yang mampu kita tinggalkan selama kita terjaga.
Yang kedua adalah terkait hubungan kita kepada sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Oleh karenanya, dalam kehidupan bersosial, hendaknya kita selalu memberikan manfaat bagi orang banyak. Keberadaan kita hendaknya harus mampu menjadi solusi bagi orang lain. Seberapa bermanfaatkah diri kita bagi manusia yang lain?
Demikianlah muhasabah dan urgensinya. Dengan muhasabah, maka kita akan mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas amal shalih kita. Kita akan termasuk ke dalam golongan orang yang pandai dan beruntung karena mampu memanfaatkan kesehatan serta waktu luang yang Allah SWT berikan kepada kita. (*)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Setiap muslim agar senantiasa menghisab dirinya sebelum datang hari penghisaban. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid