Sementara itu, di bidang pendidikan Bupati Zaki mengungkapkan tahun ini ada program baru, yakni menghadirkan sekolah hybrid untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jumlah SMP di Kabupaten Tangerang sebanyak 92, namun hanya bisa menampung 24 ribu tamatan SD yang masuk SMP.
Mengatasi keterbatasan daya tampung SMP, papar Zaki, belajar dari pandemi Covid-19 di mana sekolah digelar secara online maka lahirlah sekolah hybrid, yakni masuk sekolah tiga hari dan belajar di rumah tiga hari. Melalui program sekolah hybrid maka ruang kelas bisa dilipatgandakan, misalnya dari 12 kelas menjadi 24 kelas.
Program sekolah hybrid sejalan dengan metode merdeka belajar yang juga memungkinkan melakukan inovasi pendidikan di daerah. Sebagai program baru wajar bila banyak menimbulkan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang mengemuka dari masyarakat, "Apakah nanti sekolah ini diakui pemerintah?" ungkap Zaki.
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Tangerang itu, sekolah hybrid untuk SMP dalam rangka memutus hambatan dalam dunia pendidikan di Kabupaten Tangerang. Sebab sektor pendidikan di wilayah ini diwarnai banyak dinamika, salah satunya soal daya tampung siswa SMP yang terbatas.
Menanggapi seputar pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Tangerang Tengah, Zaki menegaskan sudah bergulir dan pasti jalan, soal bagaimana dan kapan itu akan melalui proses. Apalagi inisiatornya datang dari pemerintah daerah, DPRD dan warga masyarakat.
"Saya yakin pembentukan DOB Tangerang Tengah akan berjalan, tinggal menunggu waktu dan akan terus kita kawal," tegasnya. (*)
Tangerang Religi salah satu dari 10 program unggulan Kabupaten Tangerang. (Foto : iNewsSerpong)
Editor : Syahrir Rasyid