Penurunan harga kelihatannya lebih dipengaruhi oleh peningkatan suplai properti yang begitu besar. Kenaikan suplai mencapai 11,8%, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Walaupun tren pencarian properti di area ini turun sebesar 4,53% secara kuartalan, proporsinya masih meliputi 10% dari total pencarian yang dilakukan di situs Rumah.com.
Marine menyimpulkan bahwa menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q4 2021, peningkatan harga properti terjadi di rumah tapak dan apartemen sehingga pengembang optimistis menambah suplai properti.
Sementara tren peningkatan harga rumah tapak menunjukkan normalisasi. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan yang melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kota Tangerang, Kota Bogor, dan Jakarta Barat menjadi wilayah yang terlihat prospektif pada kuartal tersebut. Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tertinggi dimana terjadi kenaikan sebesar 17,04 persen per tahun dengan pencarian harga properti masih berada pada kisaran Rp300-750 juta.
Sementara itu, Kota Bogor menjadi lokasi yang semakin menarik, terutama bagi kalangan atas. Sedangkan Jakarta Barat juga punya peluang karena tengah mengalami penurunan harga.
“Industri properti di Jabodetabek masih akan tetap prospektif meskipun IKN akan dipindahkan ke Kalimantan Timur. Properti residensial di Jabodetabek tetap menjadi kawasan hunian idaman yang bisa dibeli di tahun 2022 ini dimana secara umum situasinya adalah ‘buyer’s market’, karena didukung berbagai stimulus dari pemerintah. Konsumen yang telah siap secara finansial didorong untuk mengambil keputusan pembelian secepatnya,” pungkas Marine. (*)
Editor : Syahrir Rasyid