HIKMAH JUMAT : Karakter Muslim Paripurna

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang.
SEBAGIAN BESAR dari kita mungkin telah beragama Islam sejak lahir. Namun, bisa jadi ada di antara kita yang belum lama menjadi seorang muslim atau mualaf. Atau, bisa jadi juga ada di antara kita yang muslim sejak lahir, namun baru belajar Islam belakangan ini.
Wajib diketahui bahwa sejatinya, Islam tidak hanya sebatas pengakuan lisan atau ritual lahiriah, melainkan sebuah sistem kehidupan yang mencerminkan keyakinan dan akhlak mulia dalam seluruh aspek kehidupan.
Aspek kehidupan tersebut meliputi lima sisi kehidupan manusia, yakni keimanan, ibadah, muamalah, mua’syarah, dan akhlak. Berikut adalah penjabaran dari beberapa karakter seorang muslim paripurna yang meliputi kelima sisi kehidupan manusia.
Bertauhid dan Tidak Musyrik
Karakter utama seorang muslim paripurna adalah mentauhidkan Allah dan tidak mempersekutukannya (musyrik) dengan sesuatu pun. Bagi seorang muslim paripurna, tauhid adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
Tauhid adalah perintah terbesar dari Allah yang akan menjadi penentu bernilai atau tidaknya amal seseorang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS. An-Nisa [4]: 36).
Tunduk Total kepada Allah
Karakter berikutnya adalah tunduk total kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tunduk dan patuh tanpa bantahan sedikit pun terhadap segala bentuk ketetapan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab [33]: 36).
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang benar keislamannya akan menyerahkan urusan hidupnya kepada aturan Allah dan Rasul-Nya. Ia tidak membantah, menawar, atau mencari-cari celah untuk menghindari perintah agama.
Editor : Syahrir Rasyid