HIKMAH JUMAT : Keutamaan Guru dalam Islam
Tingginya kedudukan guru dalam Islam, karena Islam berpandangan bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perhatikan firman Allah yang artinya: “Mereka menjawab, Maha Suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah [2]: 32).
Guru sejati adalah guru yang memiliki jiwa besar, senantiasa berusaha menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, mentransfer ilmu pengetahuan, serta memiliki posisi sebagai pewaris para nabi. Guru adalah pemilik ilmu atau ulama, sedangkan ulama adalah pewaris para nabi.
Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Dengan kata lain, guru yang sejati adalah orang-orang pilihan dan dipilih oleh Allah sebagai pewaris Kitabullah. Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami.” (QS. Fathir [35]: 32).
Perlu diketahui bahwa Islam tidak membeda-bedakan atau memberikan dikotomi terhadap ilmu agama dan ilmu dunia. Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Islam memandang ilmu sebagai satu kesatuan yang utuh, mencakup pengetahuan tentang ma’rifatullah dan pengetahuan tentang alam semesta.
Ilmu dalam Islam dipahami sebagai sarana untuk mengenal dan memahami kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengenal dan memahami kebesaran Allah dapat dilakukan melalui ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya di alam semesta), dan ayat-ayat qauliyah (firman Allah di dalam Al-Qur’an).
Oleh karenanya, menjadi kewajiban guru sejati untuk mengenalkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui bidang ilmu yang diajarkannya. Jadilah guru yang dapat memberikan pemahaman utuh tentang Allah melalui pelajaran yang diampunya sesuai, dengan tingkat pendidikan siswa-siswanya.
Dengan demikian, maka posisi guru dalam pandangan Islam adalah sangat strategis. Keutamaan seorang guru itu karena tugas mulia yang diembannya. Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits yang artinya: “Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu dibanding ahli ibadah, laksana keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang-bintang.”

Editor : Syahrir Rasyid