HIKMAH JUMAT : Risiko Menunda Kebaikan
Jika dalam kisah Maimun bin Qais Al-A’sya adalah unta sebagai keuntungan dunia yang menyebabkan dia menunda untuk memeluk agama Islam, maka unta itu kini telah berubah menjadi alasan-alasan yang berbeda yang dimiliki oleh setiap manusia.
Unta itu mungkin kini menjadi jabatan dan kesibukan kita yang membuat kita merasa tidak memiliki kesempatan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bisa jadi juga unta itu telah berubah menjadi hobi dan kesenangan kita yang membuat kita lalai untuk beramal shalih.
Bahkan, unta itu dapat saja berubah menjadi apa pun yang membuat kita terlena dan memiliki alasan untuk menunda memperbaiki diri, menunda untuk berbuat baik, atau menunda untuk membantu sesama.
Untuk itu, mari kita perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3]: 133).
Untuk itu, mari kita luangkan waktu untuk beribadah kepada Allah. Mumpung badan kita sehat, giatkanlah amal shalih kita. Jangan biarkan diri kita tertipu oleh kedua nikmat yang melalaikan kita itu, yakni nikmat sehat dan nikmat sempat.
Ajal pasti akan tiba menjemput kita dengan tepat waktu. Tak akan bisa ditunda atau dipercepat kedatangannya. Namun sayangnya, kita tidak pernah tahu kapan jadwal kedatangan ajal kita, maka jangan tunda untuk melakukan kebaikan, karena risikonya begitu besar bagi kita.
Ajal adalah rahasia Allah namun pasti terjadi. Ingat firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Maka apabila ajal itu tiba, mereka tidak akan dapat meminta penangguhan dan tidak pula mempercepat barang sesaat pun.” (QS. Al-A’raaf [7]: 34).
Yuk, mumpung masih ada waktu, mumpung masih sehat, mumpung masih muda, mumpung masih kuat, mumpung masih kaya, dan mumpung masih hidup, bersegeralah melakukan kebaikan. Berhentikan menunda melakukan kebaikan. Apa pun kebaikan yang dapat kita lakukan, lakukanlah. (*)

Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid