Acara sosialisasi pembentukan DOB Tangerang Tengah hadir Tokoh Pendidikan Kabupaten Tangerang, Intan Nurul Hikmah (kedua dari kiri) didampingi Ketua Badan Ad Hoc BPP KTT, Dr H Cecep Jaenudin MM (ketiga dari kiri) dan Ketua Presidium BPP KTT, Nurdin HM Satibi (baju putih), pada Sabtu (3/8/2024). (Foto: Ist/iNewsSerpong)
TANGERANG RAYA, iNewsSerpong.id -- Sosialisasi pembetukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Tangerang Tengah masih terus bergulir. Kali ini, sosialisasi menyasar para pimpinan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se wilayah Tangerang Tengah, yang dipandu Tim Badan Ad Hoc, Badan Persiapan Pembentukan Kota Tangerang Tengah (BPP KTT).
Pada pelaksanaan sosialisasi tersebut, Ketua Badan Ad Hoc BPP KTT, Dr H Cecep Jaenudin MM merasa lega melihat sambutan positif dari para pimpinan BPD yang hadir di gedung MIS Ulul Albaab Madani, Kelapa Dua, Tangerang, Sabtu (3/8/2024). Pada kesempatan itu, panitia juga menghadirkan Intan Nurul Hikmah, sebagai tokoh pendidikan Kabupaten Tangerang.
Selama ini, Cecep Jaenudin menyatakan bahwa pendekatan terhadap pimpinan BPD senantiasa harus berkesinambungan. Dia mengakui bahwa memang belum bulat sepenuhnya urusan dengan BPD, karenanya tugas Badan Ad Hoc untuk mengedukasi. "BPD Bukan berarti menolak DOB tetapi masih perlu edukasi dan sosialisasi lebih jauh," ujarnya.
Level Pimpinan Desa
Memang, sejak bergulir rencana pembentukan DOB Tangerang Tengah dua tahun lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sudah mengingatkan untuk merangkul semua pihak, termasuk para pimpinan di tingkat desa dan kelurahan. Menurut Cecep Jainudin ada kekhawatiran di level pimpinan desa bila terbentuk DOB maka otomatis bakal tergusur.
Persoalannya, ungkap Cecep Jainudin tidak sesederhana itu, sebab pembentukan DOB akan mengalami proses, tentunya akan melalui berbagai pertimbangan termasuk apa yang dikhawatirkan para pimpinan desa. "Khawatir itu wajar saja, boleh jadi belum sepenuhnya memahami arah pembentukan DOB," paparnya.
Ketua Badan Ad Hoc BPP KTT, Dr H Cecep Jaenudin MM. (Foto: iNewsSerpong)
Ada kekahwatiran, apabila terbentuk DOB dengan status sebagai kota akan terjadi peralihan status dari desa menjadi kelurahan. Artinya, kalau itu terjadi berkaitan dengan nasib kepala desa ke depan. "Apa yang dikhawatirkan itu kami punya jawabannya. Ini tantangan Tim Ad Hoc untuk melakukan edukasi dan sosialisasi," ungkapnya.
Lagi pula, menurut Cecep Jainudin, pembentukan DOB bukanlah kehendak individu. "Kepentingannya jauh lebih besar dibanding sebatas kekhawatiran bagi seorang pimpinan desa," tegasnya. Dan, sepatutnya tak perlu jadi masalah toh demi kepentingan bersama.
"Dan, kekhawatiran semacam ini bukan untuk pertama kalinya, tetapi hampir yang namanya pembentukan DOB selalu ada. "Dan pada ending-nya selesai juga dengan baik," jelasnya.
Mengapa DOB Tangerang Tengah penting? Bukan berarti kepemimpinan Ahmed Zaki Iskandar tidak optimal. Cecep Jainudin mengakui perkembangan Kabupaten Tangerang selama dua periode ditangan Ahmed Zaki Iskandar itu luar biasa.
"Kabupaten Tangerang itu sangat luas 29 kecamatan, karena itu pembentukan DOB penting untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," terangnya.
Sementara itu, tokoh pendidikan Kabupaten Tangerang, Intan Nurul Hikmah, menyatakan mendukung pembentukan DOB Tangerang Tengah. Sepanjang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat harus didukung.
Di depan para pimpinan BPD se wilayah Tangerang Tengah, Intan Nurul Hikmah, menyemangati agar terus berjuang untuk mewujudkan Tangerang Tengah.
"Sama-sama kita besarkan, bangun lebih mandiri agar masyarakat lebih sejahtera," tegas Intan yang kini resmi diusung sejumlah partai maju Pilkada Tangerang 2024 berpasangan dengan Mochamad Maesyal Rasyid.
Saat ini, kehadiran Badan Ad Hoc ibarat nafas baru bagi BPP KTT untuk mempercepat terwujdnya DOB Tangerang Tengah. Sekarang semakin fokus, terarah dan transparan, sejumlah kendala yang masih mengganjal pelan-pelan mulai diurai satu per satu. (*)
Editor : Syahrir Rasyid