Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (kedua kiri) beserta istri Cynthia Riza (kiri) bersama Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar (kanan), dan Executive Producer Puang Boss dan Founder Privy Marshall (kedua kanan) pada Gala Premiere Film Puang Bos, di Jakarta, Kamis (7/11/2024). (Foto: Antara/iNewsSerpong)
SORE ITU, loby utama Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan kental dengan logat aroma Bugis Makassar. Di sela calon penonton yang berjubel terdengar ramai omongan dengan aksen dari suku asal Sulawesi Selatan itu. "Eh apa kabarta Bos, siniki lamami tak ketemu di," terdengar lantang dari seorang pria setengah baya sambil memeluk erat rekannya.
Rupanya, sore itu adalah acara gala premiere film berjudul "Puang Bos". Menjelang pukul 19.00 WIB, Kamis (7/11/2024), Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, sudah muncul di pintu loby, awak media pun mengerubuti. Giring menyebut kehadirannya dalam gala premire "Puang Bos", adalah pengalaman perdananya menghadiri peluncuran film nasional sebagai pejabat negara.
Dalam sambutannya, Giring Ganesha menyatakan sangat mengapresiasi tren film hyperlocal yang banyak bermunculan dan diminati masyarakat. Film-film bertema hyperlocal, menurut Giring, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai vokalis utama dari grup band Nidji, seperti "Puang Bos" yang mengangkat cerita dan budaya lokal Indonesia, menawarkan perspektif baru bagi perfilman nasional.
Giring memuji kehadiran film "Puang Bos" dengan berbasis cerita dan budaya lokal manusia Bugis Makassar yang terkenal dengan keakhlian membuat perahu Phinisi. Pasalnya, "Puang Bos" bukan hanya menghibur sebagai sebuah film tetapi sebuah karya budaya.
"Film Puang Bos juga berfungsi sebagai media edukasi untuk mengenalkan kekayaan budaya kita ke masyarakat luas,” ujarnya. Makanya, papar politisi muda Indonesia itu, tidak ada alasan tidak mendukung peluncuran "Puang Bos". "Film itu produk budaya," tegasnya.
Suara senada juga dilontarkan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar yang juga hadir dalam gala primiere "Puang Bos". Pada kesempatan itu, Irene menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung industri film sebagai kekuatan ekonomi baru di Tanah Air.
"Kita ingin mengedepankan industri film untuk menjadi motor ekonomi baru," paparnya.
Film “Puang Bos” disutradarai Adink Liwutang. (Foto: iNewsSerpong)
Kapan "Puang Bos" tayang di bioskop? Film yang disutradarai Adink Liwutang dijadwalkan tayang serentak di bioskop mulai 14 November 2024 mendatang.
Film produksi dari Megti Media Film menghadirkan "Puang Bos" dengan kisah drama keluarga dilengkapi dengan bumbu romantisme dan komedi.
Alur cerita dari film yang berlatar belakang keluarga pembuat Kapal Phinisi dikemas dengan alur cerita yang sangat mudah dicerna. Cerita ringan tapi unik, penuh haru, dan mengedepankan sisi edukatif.
Film yang mulai diproduksi pada Februari 2024, berkisah seputar hubungan ayah pada anak tunggalnya yang dilanda masalah terkait sebagai penerus bisnis keluarga, yakni pembuat perahu Phinisi. Dibumbui pasang surut kisah asmara, serta nilai kekerabatan yang kental dengan kearifan lokal dan budaya setempat.
"Puang Bos" dibintangi oleh Aktris muda berbakat Michelle Ziudith sebagai Pertiwi dan Aktor muda kenamaan Ibrahim Risyad sebagai Dewa Rucci. Selain itu, ada aktor senior Pritt Timothy sebagai Puang Sinar ayah tunggal Dewa Rucci.
Dewa Rucci sebagai pewaris satu-satunya usaha pembuatan kapal Phinisi milik Puang Sinar, sama sekali tidak menunjukkan minat. Malah Dewa lebih tertarik bermain sepeda motor bersama teman-temannya. Konflik film ini tidak hanya berfokus pada anak dan ayah.
Di sisi lain, kayu Na'nasa sebagai bahan baku kapal Phinisi semakin langka. Lalu, hubungan asmara antara Dewa dan Pertiwi putri dari pemasok kayu Na'nasa mengalami pasang surut.
Rumah produksi Megti Media (MMFilm) berkolaborasi dengan platform teknologi Privy merilis film berjudul "Puang Bos" dengan genre romansa komedi yang akan tayang serempak di bioskop pada 14 November 2024. (Foto: iNewsSerpong)
"Puang Bos" yang mengusung genre komedi romantis, semakin hidup berkat kehadiran Arif Brata. Komedian asal Makassar itu mampu mengocok perut penonton karena akting keluguan dan logat Bugis Makassar yang kental alias asli. Arif Brata berperan sebagai Yudis yang "mengawal" Dewa Rucci sebagai Puang Bos.
Film yang mempertemukan Michelle Ziudith dan Ibrahim Risyad dengan latar budaya Bugis Makassar yang kental bukan sekadar tontonan layar lebar biasa. Michelle Ziudith mengaku terkesan dengan pengalaman yang didapatkan.
"Di sini kita full bahasa Makassar plus logatnya. Kita hapalin nadanya, dialeknya, semuanya deh, seru," ujarnya.
Begitupula dengan Ibrahim Risyad, menyisihkan waktu khusus mempelajari bahasa dan dialek Makassar. "Iya, aku sama Michelle dan yang lain tuh pas ketemu, kadang tanpa sadar langsung pakai logat Makassar gitu," tutur Ibrahim kepada awak media, saat gala premiere, Kamis (7/11/2024).
"Kasian kodong, nggak bisa!', haha, itu nempel banget," ujar Michelle Ziudith sambil senyum lebar. (*)
Editor : Syahrir Rasyid