Pada hari pertamanya, dia diberikan pelanggan yang tidak suka macam-macam. Bahkan, saat pertama kali dia hanya memijat sang tamu dan tidak melayani untuk bersetubuh. “Saya memang pas masuk dikasih tahu, ini bisa berbuat seperti itu dengan tambahan bayaran,” ucapnya.
Tiga minggu berjalan Cantika akhirnya melayani pelanggan. Menurutnya, tamu pertama yang dilayani adalah seorang pemuda yang usinya tidak jauh dengannya. “Gimana ya namanya harus begitu dengan orang asing. Tapi, mau nggak mau harus melayaninya. Untungnya dia masih seumuran,” ujarnya.
Hingga akhirnya dia mulai terbiasa melayani sejumlah pria hidung belang yang datang ke tempat pijatnya. Setelah bekerja selama beberapa bulan ternyata ekonominya mulai berubah. Kehidupannya meningkat. Dia sudah bisa membantu keluarganya.
Namun, dia harus pintar-pintar menyembunyikan pekerjaannya kepada keluarga. Hingga suatu ketika dia kaget ketika yang booking adalah orang yang dia kenal. Mulanya dia sudah curiga dari gelagatnya ketika masuk kamar untuk melayani sang tamu. “Nggak tahunya benar. Dia ternyata paman atau adik ibu aku,” tuturnya.
Ketika bertemu, sang paman sempat kaget. Namun, bukannya marah si paman malah langsung minta dilayani oleh Cantika yang keponakannya. Dia merasa jijik karena harus melayani sang paman. Dia pun sempat menolak, tapi sang paman malah mengancam akan melaporkan ke bosnya dan orangtuanya yang membuat Cantika bisa dipecat.
Maka dengan terpaksa dia harus melayaninya. “Saat itu, aku harus melayaninya dua kali. Dan dia hanya memberikan tip tanpa memberikan uang lebih,” ucapnya.
Sang paman ternyata tidak hanya datang sekali. Dia bisa datang berkali-kali, bahkan jika Cantika sedang libur dan ketemu di rumahnya, pamannya juga minta dilayani. Jika ditolak, sang paman mengancam akan memberitahukan keluarga besarnya terkait pekerjaan yang dilakoninya. “Ya aku mau tidak mau hanya bisa menurutinya,” katanya.
Penderitaan Cantika tak cukup sampai di situ. Ternyata dia juga bertemu orang terdekat di tempat pijatnya. “Nggak tahunya sepupu aku juga langganan. Selama ini aku nggak pernah ketemu sampai aku dibooking sama dia,” ujarnya.
Sama seperti sang paman, sepupunya itu bukannya melarang atau meminta keluar dari pekerjaannya malah meminta melayaninya. Begitu juga bila bertemu atau ada acara keluarga, sepupunya selalu curi-curi waktu agar bisa berdua dengannya dan melayani syahwatnya.
Apa yang diperbuatnya masih terjadi hingga saat ini, bahkan saat sepupunya telah menikah masih meminta Cantika untuk melayani nafsunya. Sebagai perempuan lemah dia hanya pasrah dan menerima apa yang dialaminya.
Dia belum berencana berhenti dari terapis karena masih membutuhkan uang yang cukup besar untuk membantu keluarganya. Namun, dia juga telah meminta kepada kawan-kawannya dan bosnya untuk dipindahkan ke cabang lain. “Kalau bisa pindah ke cabang luar kota. Jangan lagi di Jakarta biar nggak ketemu sama saudara lagi,” ucapnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait