Idul Fitri adalah momentum dimana umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, diharapkan menjadi insan-insan yang kembali kepada fitrahnya dengan menjalankan syariat agama Islam. Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [3]: 19).
Oleh karenanya, ketika Ramadhan telah berlalu, kemudian keadaan seseorang tidak menjadi lebih dekat dengan Allah, maka bisa jadi ada yang salah dalam menjalankan ibadahnya di bulan suci Ramadhan. Yakinlah bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.
Sementara itu, bagi umat Islam yang keluar sebagai pemenang yakni yang berhasil dalam menjalankan ibadah puasanya, Allah SWT telah menjanjikan ketakwaan baginya. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa kembali ke fitrah (Idul Fitri) adalah kembali mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menjalankan syariat Islam. Menjalankan syariat Islam adalah simplifikasi dari makna takwa.
Jika takwa menjadi karakter seseorang, maka Allah SWT telah menjanjikan kemuliaan baginya. Allah SWT berfirman yang artinya: “... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu ...” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).
Terakhir, pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya untuk mengucapkan:
“Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H untuk seluruh pembaca setia Hikmah Jum’at iNewsSerpong. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kullu ‘amin wa antum bikhoir. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah dan puasa kita, serta semoga kita senantiasa berada dalam kebaikan. Mohon maaf lahir dan batin.” (*)
Ramadhan melatih dan mendidik umat Islam untuk menjadi insan yang kembali kepada fitrahnya. (Foto : Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid