Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
TINGGAL SEKITAR dua pekan lagi tahun 1445 H akan pergi meninggalkan kita, dan berganti dengan tahun yang baru yaitu 1446 H. Begitu banyak kenangan, cerita, suka dan duka yang kita lalui di tahun 1445 H dalam menjalani hidup dan kehidupan kita.
Satu hal yang sebaiknya kita lakukan adalah mengevaluasi perjalanan hidup kita di tahun 1445 H, agar di tahun 1446 H yang akan datang kehidupan kita menjadi lebih baik lagi, terutama di hadapan Allah SWT.
Salah satu evaluasi yang penting untuk kita lakukan adalah evaluasi terhadap niat kita. Niat memiliki peranan yang sangat strategis dalam setiap tahapan kehidupan kita. Niat menjadi penentu terhadap buah dari amal perbuatan kita.
Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hadits yang lain, Baginda Rasulullah SAW menjelaskan: “Sesungguhnya amal perbuatan itu diiringi dengan niat, dan sesungguhnya bagi setiap insan akan memperoleh menurut apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dibenarkan hijrahnya itu oleh Allah dan Rasul-Nya; dan barang siapa hijrahnya untuk dunia yang hendak diperoleh atau wanita yang hendak dipersunting, maka ia akan mendapatkan apa yang diingini itu saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitu strategisnya niat dalam setiap perbuatan yang kita lakukan, sehingga buah dari perbuatan yang kita lakukan pun ditentukan oleh niat yang kita tanamkan dalam hati. Fatal akibatnya, jika kita salah dalam berniat.
Sejatinya niat merupakan kehendak atau keinginan hati dalam melakukan suatu amalan. Sesederhana itulah makna dari niat. Namun dampaknya sangat luar biasa, sehingga Baginda Rasulullah pun memberikan perhatian khusus terkait dengan niat seperti pada hadits-hadits di atas.
Fungsi Niat
Banyak para ulama yang membahas tentang niat. Salah satunya adalah Ibnu Rajab Al-Hambali. Beliau menjelaskan bahwa fungsi dari niat itu ada dua. Fungsi yang pertama adalah membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid