Pada Surat Al-Mukmin ayat 60, Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya: Tuhanmu berfirman, “berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah sudah bahwa tugas manusia adalah berikhtiar dan berdo’a dengan sebaik-baiknya, selanjutnya kita serahkan kepada Allah terkait dengan hasil akhir yang terbaik menurut ketetapan Allah untuk kita.
Sekali lagi, tugas manusia adalah berikhtiar dan berdo’a untuk mendapatkan keadaan yang lebih baik. Sebagaimana diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan kepada suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11).
Sejatinya, tidak ada satu pun ketetapan yang Allah berikan sebagai ketetapan yang buruk untuk manusia. Seluruh ketetapan dari Allah adalah ketetapan yang terbaik, namun terkadang kita sebagai manusia biasa, belum dapat langsung menerima ketetapan itu jika tidak sesuai dengan harapan kita.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216).
Terakhir, sebagai orang yang beriman, kita harus yakin bahwa ketetapan apa pun yang Allah berikan kepada kita, termasuk beban dalam kehidupan yang kita jalani, pasti akan mampu kita lewati.
Allah Ta’ala memberikan garansi kepada kita melalui firman-Nya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286). (*)
Tugas manusia adalah berikhtiar dan berdo’a dengan sebaik-baiknya, selanjutnya kita serahkan kepada Allah. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid