JAKARTA, iNewsSerpong.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan. Setelah melemah 1,34% pekan lalu, diprediksi tekanan terhadap IHSG masih akan berlanjut, indikasinya terlihat pada awal perdagangan hari ini, Senin (13/6/2022).
Salah satu katalis pelemahan IHSG dipengaruhi dari sisi eksternal, dimana bursa saham global di tengah penantian kabar dari bank sentral AS (The Fed) turut mendorong IHSG melorot pagi ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.20 WIB, IHSG merosot 1,66% ke 6.974,84, meninggalkan level psikologis 7.000.
Nilai transaksi mencapai Rp3,78 triliun dengan volume perdagangan 6,76 miliar saham. Kendati IHSG melemah, asing masih menumpuk dana dengan total pembelian bersih (net buy) Rp190,07 miliar di pasar reguler.
Ads b
Anjloknya sejumlah saham utama (big cap), terutama perbankan, membuat IHSG terjungkal di awal pekan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), misalnya, turun 2,05%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melemah 2,14%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terkoreksi 1,81%.
Bursa Asia juga ‘terbakar’, dengan indeks Nikkei 225 (Tokyo) merosot 2,72%, Hang Seng (Shanghai) turun 2,76%, Strait Times (Singapura) tergerus 0,78%.
Pada perdagangan Jumat, bursa saham AS Wall Street kompak merosot. Dow Jones ambles 2,73%, S&P 500 turun 2,91%, dan Nasdaq terjungkal 3,52%.
Lantas, apa saja sentimen yang bakal mempengaruhi gerak IHSG sepekan ini?
Pertama, soal melemahnya Wall Street akan menjadi sentimen negatif, setidaknya, dalam jangka pendek untuk IHSG sebagaimana terlihat pada hari ini.
Wall Street turun tajam pada Jumat lalu seiring data inflasi AS yang ditunggu-tunggu menunjukkan kenaikan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Indeks harga konsumen AS per Mei menyentuh level tertinggi sejak 1981, naik 8,6% secara tahunan (yoy) dan 6% apabila mengeluarkan harga makanan dan energi. Sebagaimana dilansir CNBC International, ekonom yang disurvei Dow Jones sebelumnya memproyeksikan kenaikan inflasi sebesar 8,3% untuk indeks utama dan 5,9% untuk inflasi inti.
Inflasi yang meninggi membuat pasar khawatir akan adanya potensi resesi untuk ekonomi AS.
Ini beralih ke sentimen kedua, soal rapat bulanan The Fed untuk membahas, salah satunya, kenaikan suku bunga pada Kamis minggu ini (16/6) pukul 01.00 WIB. Melansir Tradingeconomics, ekonom memproyeksikan Jerome Powell cs akan menaikan suku bunga menjadi 1,50% dari sebelumnya 1,00%.
Editor : A.R Bacho