get app
inews
Aa Read Next : Viral, Pakai HP Nikah Online, Netizen Banjir Komentar

Sejarah KTT G20, Lebih 20 Tahun Berdiri Lewati Multi Krisis

Senin, 07 November 2022 | 05:11 WIB
header img
Selama lebih dari 20 tahun, KTT G20 berdiri dan bertahan di atas krisis. Berawal dari keprihatinan yang sama untuk mengatasi krisis keuangan 1999

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Konferensi Tingkat Tinggi Group 20 negara-negara ekonomi besar didunia  (KTT G20) akan digelar di Bali 15-16 November mendatang.

Selama lebih dari 20 tahun, KTT G20 berdiri dan bertahan di atas krisis. Berawal dari keprihatinan yang sama untuk mengatasi krisis keuangan 1999, kini KTT G20 berupaya bertahan dari dampak krisis perang Rusia-Ukraina hingga tantangan perubahan iklim.

Sesuai namanya, G20 memiliki 20 anggota yang terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Anggota G20 adalah Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Meksiko, Jepang, Italia, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Sejarah KTT G20 berawal pada 1999 dengan tujuan mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Hal itu, dipicu oleh krisis keuangan global tahun 1997-1999.

Forum tersebut melibatkan negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global yang terjadi. Setelah itu pertemuan tingkat menteri dilaksanakan secara rutin.

Pada 14-15 November 2008, Presiden Amerika Serikat mengundang pemimpin negara G20 dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 pertama. Pada saat itu, pemimpin negara melakukan koordinasi respon global terhadap krisis keuangan di Amerika Serikat dan sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.

G20 tidak memiliki sekretariat permanen. Dalam sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah atau yang disebut presidensi dan ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan.

Hingga tahun 2022, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah KTT Tahunan G20. Presidensi G20 akan berdampak langsung bagi perekonomian melalui peningkatan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20 ribu delegasi internasional akan hadir di pertemuan yang diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia.

Presidensi Turki, Argentina, China, dan Jepang sebelumnya menunjukkan adanya dampak positif terhadap pendapatan dalam negeri. KTT G20 diperkirakan menghasilkan pemasukan lebih dari Rp1,4 triliun kepada tuan rumah.

Adapun G20 Summit membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track. Fokus isu yang dibahas pada arus Finance Track adalah ekonomi dan keuangan, seperti kebijakan fiskal, moneter dan riil, investasi infrastruktur, regulasit keuangan, inklusi keuangan dan perpajakan internasional. Pembahasannya dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral masing-masing negara anggota.

Sedangkan isu Sherpa Track membahas lebih luas seperti geopolitik, anti korupsi, pembangunan, perdagangan, energi, perubahan iklim dan kesetaraan gender. Adapun pembahasan isu ini dilakukan oleh kementerian terkait pada tingkat Menteri masing-masing negara anggota.

Editor : A.R Bacho

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut