7. Buang Makanan atau Nasi Berceceran
Masyarakat Betawi terutama ibu-ibu tempo dulu selalu melarang anaknya untuk membuang makanan atau menyisakan nasi berceceran di piring. Jika hal itu dilakukan maka sang ibu akan menjelaskan penis si anak (yang mereka sebut ayam) akan mati. Lalu apa hubungannya? Ternyata pesan itu sarat nilai moral yaitu makan harus rapi dan jangan membuang nasi. Di samping itu, terkait pantangan itu juga ancaman nanti Dewi Sri menangis. Lalu nanti si Ibu akan menjelaskan jika Dewi Sri merupakan penjaga tanaman padi.
8. Buang Air Kecil di Bawah Pohon Rindang
Anak-anak Betawi selalu diingatkan orang tua dan gurunya agar tidak kencing sembarangan di bawah pohon rindang. Ancamannya nanti penis mereka akan digigit setan. Apalagi setan diketahui sebagai makhluk yang menakutkan bagi anak-anak. Ternyata pesan itu memiliki nilai moral di mana pohon rindang merupakan tempat orang untuk berteduh. Jika di situ bau kencing maka akan mengganggu kenyamanan orang yang berteduh. Selain itu pesan itu mengingatkan anak-anak untuk selalu cebok setelah buang air kencing. Di bawah pohon rindang tentu tidak ada air bersih.
9. Tidur Sehabis Sholat Subuh
Tidur setelah sholat Subuh sangat dilarang di masyarakat Betawi meski godaan untuk melakukannya sangat besar. Ancamannyta rezekinya nanti dipatok ayam. Pesan moral dari pantangan tersebut yaitu mengajarkan kita jangan malas-malasan dan harus segera beraktivitas setelah sholat Subuh. Apalagi diketahui tidur setelah sholat Subuh membuat orang malas. Bagi anak-anak setelah sholat Subuh baiknya bersiap-siap sekolah. Bagi orang dewasa segera mencari nafkah. Dan bagi ibu-ibu diminta mengurus anak yang akan sekolah dan suami yang segera pergi bekerja.
Editor : Syahrir Rasyid