get app
inews
Aa Read Next : 10 Universitas Dominasi Lolos Seleksi CPNS, Siapa Saja?

Anak Sopir Taksi yang Kuliah di Universitas Ternama AS, Inilah Kisah Ilham

Kamis, 10 Maret 2022 | 10:07 WIB
header img
Ilham Nugraha. (Foto: Dok Pribadi/DW)

Mimpi S2 di Amerika

Setelah menempuh tiga tahun kuliah di ITB, tahun 2020, Ilham pun akhirnya lulus. Rasa keinginannya untuk melanjutkan studi pun kembali muncul. Kegigihan Ilham untuk menempuh pendidikan S2 diakui oleh Iwan.

“Aa’ pengin membahagiakan Ibu, Bapak,” ujar Iwan saat menyampaikan keinginan sang putra.

Tekadnya untuk melanjutkan pendidikan S2 sudah mulai Ilham tanam sejak sebelum lulus. Ia mempersiapkan diri, termasuk juga mengikut tes IELTS sebagai salah satu persyaratan untuk mendaftar kuliah di luar negeri, dengan berharap “sekali tembak” bisa mendapat skor yang cukup.

“Kenapa saya sekali tembak? Karena ya kalau berkali-kali tes mahal ya,” kata Ilham sambil tertawa.

Untuk bisa menjalani tes IELTS yang biayanya mencapai sekitar Rp3 juta , Ilham pun kembali ditantang untuk menyisihkan uang bulanan.

“Jadi makan siang saya coba potong, saya cari kupon makan siang,” ceritanya.

Awalnya, Ilham berkeinginan untuk melanjutkan studi S2 ke Inggris atau Eropa. Namun, saat melihat kondisi COVID-19 mulai membaik di awal tahun 2021, ia pun lalu melebarkan tujuan studinya hingga ke Amerika Serikat. Dua universitas, yaitu Cornell University di Itaca, New York dan University of Chicago di Chicago, Illinois menjadi pilihannya.

Pilihan ini ia tetapkan setelah mempelajari skema beasiswa pemerintah LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang menunjukkan daftar perguruan tinggi utama dunia, di mana 12 universitasnya ada di Amerika Serikat.

“Sederhana banget alasannya, yang masih buka tuh tinggal Chicago dan Cornell gitu,” kata Ilham sambil tertawa lagi.

Sayangnya dirinya gagal diterima di University of Chicago. Harapannya kini bergantung pada Cornell University. Ilham memilih universitas swasta yang sudah berdiri sejak tahun 1865 ini karena melihat banyaknya Indonesianis di sana.

“Jadi saya pikir saya bisa belajar lebih banyak soal kebijakan publik, tidak hanya dari sudut pandang Amerika Serikat dan para ahlinya di sini, tapi juga ada unsur Indonesia yang kalau saya enggak sempat bawa dari Indonesia ada di (AS),” jelasnya.

Dengan telaten ia lalu melengkapi seluruh dokumen yang diminta oleh Cornell University. Ia pun harus menulis dua esai. Esai pertama berisi tentang latar belakang mengapa ia ingin kuliah di Cornell, bidang apa yang ingin ia dalami, serta rencana setelah nanti lulus dari universitas bergengsi itu.

Dalam esainya yang kedua, Ilham mengangkat topik permasalahan urusan publik atau public affairs, mengambil kasus yang berhubungan dengan aturan di bidang sains dan teknologi, dengan pendekatan yang mengarah kepada pemerintah.

Ia pun menceritakan pengalamannya melakukan kuliah kerja nyata di sebuah desa yang berlokasi di kabupaten Bandung barat, di mana kebutuhan teknologi warganya belum mendapat dukungan kebijakan yang baik dari pemerintah.

Ilham juga diminta untuk memasukkan surat rekomendasi dari beberapa dosen, serta melalui proses wawancara.

“Wawancaranya kebetulan recorded interview, jadi tidak begitu menegangkan. Apalagi saya saat itu sudah lama tidak berbicara dalam bahasa Inggris. Jadi kebiasaannya bahasa Sunda dan bahasa Indonesia selama saya ada di rumah, bertahan dari COVID-19,” katanya sambil bercanda.

Kerja keras dan kegigihan Ilham pun akhirnya terbayarkan setelah mendapat kabar bahwa dirinya berhasil diterima untuk menjadi mahasiswa S2 jurusan administrasi publik di Cornell University.

“Jadinya agak histeris gitu manggil, ‘Ibuuu…...’” kata Ilham yang juga diterima di 3 universitas lain di Inggris.

“Wah, itu lumayan melegakan dan sedikit memusingkan, karena ‘oh iya, ini harus daftar beasiswanya,’” tambahnya.

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut